Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Politis di Balik Sikap Keras Kepala Netanyahu yang Tetap Serang Rafah

news
13 Mei 2024, 21:00 WIB

Israel mulai menggempur habis-habisan Rafah di Gaza selatan pada Senin (6/5/2024), meski banyak pihak termasuk sekutu dekat mereka menolak operasi itu. Seperti contohnya Turki, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, telah menghentikan perdagangan dengan Israel.

Sejak Israel menyerang Gaza, setidaknya sembilan negara telah mengambil tindakan diplomasi. Bentuknya bervariasi: dari menarik pulang duta besar, menggugat di pengadilan internasional, hingga memutus kemitraan. Hal itu dilakukan beberapa negara, seperti Kolombia, Afrika Selatan, Chile, Honduras, dan Bolivia.

Bahkan, Amerika Serikat (AS), pelindung Israel, mengancam menahan pengiriman bom dan senjata ke Israel. Padahal, selama ini AS selalu menyatakan dukungan kuatnya kepada Israel.

Namun, Netanyahu tutup mata dan tutup telinga. Ia menyatakan akan tetap menyerbu Rafah. Sikap Netanyahu ini tak lepas dari dukungan para tokoh dan politisi Yahudi ultrakanan di belakangnya. Ia memilih mempertaruhkan negaranya terkucilkan dan mengalami kemunduran di berbagai bidang dibandingkan kehilangan dukungan politik mereka.

Simak berita selengkapnya dalam video berikut!

Penulis Naskah: Rizkia Shindy
Narator: Rizkia Shindy
Video Editor: Agung Setiawan
Produser: Deta Putri Setyanto

Musik: Atlantis Rage - Jimena Contreras

#Israel #Rafah #Hamas #Palestina #JernihkanHarapan

Jelajahi Tentang

Kompas.com Play

Lihat Semua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Tulis komentar Anda...
Video Terkini
Jelajahi