Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Makna Simbol Warak Ngendog dalam Tradisi Dugderan Jelang Ramadhan
02:41
Prestige Kirim Tesla Cybertruck ke Konsumen RI Tahun Depan
02:48
Video Selanjutnya dalam detik
Prestige Kirim Tesla Cybertruck ke Konsumen RI Tahun Depan
Lanjutkan

Makna Simbol Warak Ngendog dalam Tradisi Dugderan Jelang Ramadhan

12 Maret 2024, 12:18 WIB

Tradisi Dugderan merupakan sebuah perayaan yang sudah tidak asing lagi bagi warga Semarang, yang diadakan setiap tahun menjelang bulan Ramadan. Dugderan menjadi tanda awal kegiatan Ramadan, dengan asal muasal nama diambil dari suara pukulan bedug dan dentuman meriam yang mengawali bulan puasa.

Dugderan, mempunyai sejarah yang menarik. Awalnya, Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat menghelat upacara dengan memukul bedug sebanyak 17 kali sebagai tanda awal bulan puasa, diikuti dengan dentuman meriam sebanyak 7 kali. Perpaduan antara bedug dan meriam inilah yang membuat tradisi ini dinamakan "Dugderan".

Tradisi Dugderan juga memiliki simbol makhluk mitos yang dikenal sebagai Warak Ngendog, yang mencerminkan percampuran budaya di Kota Semarang dengan ciri-ciri kepala naga, bulu burung, dan kaki kambing, merepresentasikan perpaduan budaya Tionghoa, Arab, dan Jawa.

Simak selengkapnya dalam video berikut!

Penulis: Muchamad Dani Yusuf

Video Jurnalis : Muchamad Dani Yusuf

Penulis Naskah: Muhammad Daffa Satrio

Narator: Muhammad Daffa Satrio

Video Editor: Angelia Elza

Produser: Sherly Puspita

#TradisiDugderan #ramadhan2024 #mudik2024 #lebaran 2024 #JernihkanHarapan

Music: Fiesta de la Vida - Aaron Kenny

Artikel terkait: https://regional.kompas.com/read/2024/03/07/080400578/sejarah-dugderan-wajah-keberagamaan-kota-semarang-untuk-menyambut-ramadhan?page=all#page2

Video Terkait
Video Terkini
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke