Konteks global saat ini dipenuhi dengan berbagai tantangan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari politik hingga lingkungan. Setelah pandemi, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Salah satu tantangan yang paling signifikan adalah ketegangan geopolitik. Meningkatnya ketegangan geopolitik mengubah arah kebijakan ekonomi negara-negara besar menjadi inward looking. Tantangan berikutnya adalah perkembangan teknologi digital yang cepat. Perubahan ini membawa manfaat bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan tantangan seperti penghematan tenaga kerja manusia secara besar-besaran, masalah privasi, dan keamanan siber. Perubahan iklim juga merupakan tantangan global yang signifikan. Respons kebijakan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim oleh negara-negara maju menimbulkan masalah bagi negara-negara berkembang, seperti kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat dan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) di Uni Eropa.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi yang besar, Indonesia memainkan peran yang penting dalam politik regional dan global. Kerja sama regional melalui ASEAN juga sangat penting dalam menghadapi isu-isu bersama dan mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan keberlanjutan di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia harus mempersiapkan strategi yang komprehensif untuk menghadapi ancaman krisis energi, pangan, dan lingkungan.
Dalam upaya ini, sebuah forum diskusi KG Media, Gagas RI yang dipandu Moderator Pemikir Kebinekaan Sukidi menghadirkan pembicara tunggal Dino Patti Djalal seorang negawaran dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia yang menjabat dari 14 Juli 2014 hingga 20 Oktober 2014 mengelaborasi sejauh mana gagasan besar dan jernih tentang Dinamika Hubungan Indonesia di dunia Internasional dan Strategi Ketahanan Terhadap Krisis Energi, Pangan, dan Lingkungan. Diskusi ini juga menghadirkan dua panelis, mereka adalah Dr. Rizal Sukma, Sen