Serangan jantung, henti jantung, dan penyakit kardiovaskular lain, masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia.
Penyakit jantung yang dulu identik dengan penyakit kaum pria, kini menjadi penyakit paling mematikan yang tak pandang bulu.
Seiring berjalannya waktu, pola serangan penyakit kardiovaskular bergeser, dan penyakit ini disebut lebih banyak merenggut nyawa wanita.
Lantas, benarkah wanita lebih rentan mengidap penyakit jantung?
Dilansir Time, catatan sebelum tahun 1987, penyakit jantung lebih banyak merenggut nyawa pria daripada wanita.
Namun, kesenjangan angka tersebut perlahan mulai menyempit, yang diduga karena akhir 1980-an banyak perempuan terjun ke dunia kerja.
Pada 2017, jumlah pria dan wanita meregang nyawa akibat jantung tercatat sudah berada pada tingkat yang sama.
Selain disinyalir karena kian banyaknya kaum hawa yang bekerja, mereka juga harus mengemban tanggung jawab domestik di rumah.
Sebagai konsekuensinya, perempuan dinilai mendapat tambahan stres, dan tekanan psikis itu disinyalir memantik penyakit jantung.
Namun, ahli lain menyebut belum adanya bukti klinis bekerja membuat wanita lebih rentan terkena serangan jantung.
Penyebab lain banyak wanita meninggal akibat serangan jantung adalah karena gejalanya berbeda dengan kaum laki-laki.
Gejala penyakit jantung pada wanita lebih sulit didiagnosis, bahkan sering disalahartikan sebagai penyakit lain.
Diagnosis keliru itu mengakibakan penyakit jantung pada wanita tidak terdeteksi hingga tak terobati dengan baik.
Simak selengkapnya dalam video berikut.
-----------------------------------------------------
Sumber footage: Dok. WHO, Pexels, Shutterstock
Sumber berita: Irawan Sapto Adhi
Penulis naskah: Dino Oktaviano
Video editor: Antonius Aditya Mahendra
Produser: Dino Oktaviano
Musik: Homebound - Anno Domini Beats
-----------------------------------------------------
#imajikompascom #kompascom #seranganjantung #penyakitjantung #kardiovaskular