Masih Ingat Cara Main Congklak? Di Balik Permainan Ini Ternyata Ada Maknanya, Lho!

KOMPAS.TV-Permainan ini punya beberapa nama, misalnya congklak di daerah Sumatera.

Kemudian di Lampung, populer dengan istilah dentuman lamban,  sedangkan di Sulawesi, permainan disebut maggaleceng.

Sementara itu, di Jawa permainan ini disebut dengan dhakon.

Biasanya congklak dimainkan oleh anak perempuan dengan usia 6-12 tahun, namun bisa juga dimainkan oleh anak laki-laki.

Congklak merupakan permainan yang berasal dari kebudayaan kuno timur tengah dan telah ada sejak 7000-5000 SM.

Permainan ini dibawa oleh para pedagang ke daratan Afrika, kemudian menyebar ke negara-negara Asia.

Ketika masuk ke Indonesia, congklak sering dimainkan oleh anak bangsawan yang sering bertemu dengan para pedagang.

Congklak dimainkan dua orang yang saling berhadapan, menggunakan papan kayu atau plastik dengan panjang 40-50 cm.

Papan tersebut berisi 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan lubang besar di kedua sisi (kanan dan kiri). Masing-masing permainan dibagi tujuh lubang dan satu lubang besar.

Setiap lubang kecil di isi 5-7 biji-bijian, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong, biasanya biji sawo atau kerang. Lubang besarnya dianggap sebagai tempat penyimpanan pemainan.

Cara memainkannya:

• Dua orang bergantian memilih satu lubang kecil miliknya
• Biji pada lubang tersebut dipindahkan satu per satu ke lubang lain searah jarum jam sampai biji yang digenggam habis
• Permainan akan berakhir saat biji di semua lubang kecil kosong dan berpindah ke lubang besar
• Pemenangnya adalah yang memiliki jumlah biji terbanyak di lubang besar masing-masing pemain

Baca Juga Anechoic Chamber, Ruangan Paling Sunyi di Muka Bumi di https://www.kompas.tv/article/365324/anechoic-chamber-ruangan-paling-sunyi-di-muka-bumi

Editor Video & Grafis: Joshua Victor