Tersiar kabar Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam akan mendaftarkan kebaya masuk daftar warisan budaya UNESCO.
Dewan Warisan Nasional Singapura atau NHB mengatakan, kebaya adalah pakaian tradisional perempuan yang populer di wilayahnya.
Lantas, benarkah kebaya merupakan busana asing?
Ketua Prodi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta, Theresia Widyastuti, menuturkan bahwa kebaya awalnya muncul bersamaan dengan kerajaan di Nusantara yang fungsinya menjadi pakaian bagi perempuan di kalangan bangsawan.
Dulu, perempuan Nusantara hanya memakai kain panjang sebagai kemban bahkan hanya menutup pinggang ke bawah, sementara bagian dada terbuka.
“Sejalan dengan waktu, perempuan khususnya yang merupakan anggota keluarga raja, menutupi bagian atas tubuhnya dengan blus tanpa kancing. Sementara di bagian dalamnya tetap menggunakan kain panjang yang dililitkan dari ketiak hingga mata kaki,” jelas Theresia kepada Kompas.com, Jumat (25/11/2022).
Dalam perkembangannya, kebaya mulai dipakai semua perempuan di Nusantara. Mereka menggunakannya sebagai pakaian bagian atas, sementara bagian bawah memakai kain panjang yang disebut jarit.
Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan pakaian kebaya ternyata tidak hanya dilakukan para perempuan di Indonesia.
Beberapa negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia, bahkan seluruh Asia Tenggara, juga memakai pakaian tersebut.
Simak selengkapnya dalam video berikut.
-----------------------------------------------------
Sumber footage: Dok. Kompas.com, Dok. Istimewa, Antara Foto
Sumber berita: Ryan Sara Pratiwi
Penulis naskah: Dino Oktaviano
Video editor: Novan Astono Hervianto
Produser: Dino Oktaviano
Musik: Oh My - Patrick Patrikios
-----------------------------------------------------
#imajikompascom #kompascom #kebaya