Wakil I Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Nanik Sudaryati Deuang mengatakan, ada banyak calon warga miskin baru sehingga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan ekstrem.
Nanik menyampaikan hal ini kepada awak media saat ditemui di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2024).
Ia mengatakan, meski Presiden ke-7 Joko Widodo sudah menekan angka kemiskinan ekstrem hingga 0,8, masih ada banyak calon warga miskin baru atau kelas menengah yang rentan miskin.
BP Taskin akan bekerja sama dengan kementerian terkait untuk mengatasi masalah tersebut.
Sebagai informasi, jumlah kelas menengah di Indonesia dilaporkan terus menurun sejak lima tahun terakhir dan terancam miskin.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (29/8/2024).
BPS melaporkan, jumlah kelas menengah sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019 mencapai 57,33 juta orang atau 21,45 persen dari total penduduk.
Angka tersebut turun menjadi 53,83 juta orang atau 19,82 persen middle class pada 2021, serta menjadi 49,51 juta orang atau 18,06 persen dari total penduduk pada 2022.
Sementara itu, pada 2023, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia tercatat 48,27 juta penduduk atau 17,44 persen.
BPS juga melaporkan penurunan kelas menengah pada 2024 menjadi 47,85 juta orang atau 17,13 persen dari total penduduk Indonesia.
Dengan demikian, selama lima tahun terakhir, ada sebanyak 9,48 juta penduduk kelas menengah yang turun kelas.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut ini.
Video Jurnalis: Xena Olivia
Penulis Naskah: Xena Olivia
Produser: Nursita Sari
Video Editor: Xena OliviaÂ
#KemiskinanEkstrem #KelasMenengahJatuhMiskin #BPTaskin #JernihkanHarapan