PKB dan Golkar Punya Kepentingan Berbeda, Koalisi Besar Dinilai Sulit Terwujud
Kompas
Kompas.com - 12/05/2023, 19:04 WIB
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, wacana pembentukan koalisi besar akan sulit terwujud.
Pasalnya, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Golkar yang menjadi motor untuk menjaring komunikasi dengan partai politik lain, dinilai memiliki kepentingan berbeda.
Kepentingan tersebut tak lain adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sama-sama berhasrat menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Terkait hal itu, Ujang menilai bahwa peluang Cak Imin untuk menjadi cawapres Prabowo justru terancam gagal apabila koalisi besar benar-benar terwujud dengan Golkar menjadi bagiannya.
Sebab, Golkar juga diprediksi akan mengajukan Airlangga untuk menjadi cawapres.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, wacana pembentukan koalisi besar akan sulit terwujud.
Pasalnya, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Golkar yang menjadi motor untuk menjaring komunikasi dengan partai politik lain, dinilai memiliki kepentingan berbeda.
Kepentingan tersebut tak lain adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sama-sama berhasrat menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Terkait hal itu, Ujang menilai bahwa peluang Cak Imin untuk menjadi cawapres Prabowo justru terancam gagal apabila koalisi besar benar-benar terwujud dengan Golkar menjadi bagiannya.
Sebab, Golkar juga diprediksi akan mengajukan Airlangga untuk menjadi cawapres.
Simak selengkapnya dalam video berikut.
Video Jurnalis: LOL, FIR, Anasthasya
Penulis: Achmad Nasrudin Yahya
Penulis Naskah: Fathira Deiza A
Narator: Fathira Deiza A
Video Editor: Bernard Siahaan
Produser: Khairun Alfi Syahri MJ
Music: Evil Streets by MK2
#KoalisiBesar #Pemilu2024 #JernihkanHarapan
Baca berita selengkapnya di artikel berikut:
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/12/15501571/pkb-dan-golkar-punya-kepentingan-berbeda-koalisi-besar-dinilai-sulit