Organda Aceh Minta Ada Penambahan Kuato BBM Subsidi
Kompas
Kompas.com - 08/01/2023, 15:23 WIB
BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Organda mengaku menerima banyak keluhan dari pengusaha angkutan yang susah mendapatkan BBM subsidi jenis Bio Solar di SBPU-SPBU di Aceh. Kelangkaan minyat menyebabkan antrian kendaraan yang setiap hari terlihat di SPBU. Untuk mengatasi hal itu, organda mendesak pemerintah Aceh untuk meminta BPH Migas menambah kuota bbm subsidi untuk Aceh, agar masalah kelangkaan dan antrian di SPBU ini dapat diatasi.
Pihak Organda mengaku selain mengantri panjang, angkutan juga terkekang dengan surat edaran pemerintah soal pembatasan penggunaan BBM subsidi jenis Solar. Pembatasan itu membuat anggota Organda angkutan jalur Banda Aceh Medan seharusya membutuhkan 300 liter BBM untuk sekali jalan. Namun di dalam surat edaran pemerintah itu hanya boleh mengisi 200 liter. Sehingga awak angkutan merasa dirugikan baik biaya maupun waktu perjalanan.
Sementara itu, Ombudsman Aceh juga melakukan investigasi terhadap antrian panjang kendaraan di SPBU. Menurut Ombudsman antrian panjang di SPBU itu, disebabkan adanya kenaikan harga Pertamax dan Dexlite, sehingga pengguna kendaraan bermigrasi menggunakan BBM Subsidi Solar maupun yang beralih ke Pertalite. Terkait pengendalian dan pengawasan BBM subsidi Ombudsman menyarankan kepada pemerintah untuk menanyakan dasar penentuan jumlah kuota BBM subsidi ke BPH Migas. Karena dari data yang diperoleh Ombudsman ada penurunan 10 persen kuota Bio Solar untuk Aceh dibanding tahun 2022.
Antrian panjang kendaraan di SPBU untuk mendapatkan BBM subsidi hingga kini juga masih terjadi di beberapa SPBU di Banda Aceh dan beberapa kabupaten lain di Aceh.
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/article/365981/organda-aceh-minta-ada-penambahan-kuato-bbm-subsidi
BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Organda mengaku menerima banyak keluhan dari pengusaha angkutan yang susah mendapatkan BBM subsidi jenis Bio Solar di SBPU-SPBU di Aceh. Kelangkaan minyat menyebabkan antrian kendaraan yang setiap hari terlihat di SPBU. Untuk mengatasi hal itu, organda mendesak pemerintah Aceh untuk meminta BPH Migas menambah kuota bbm subsidi untuk Aceh, agar masalah kelangkaan dan antrian di SPBU ini dapat diatasi.
Pihak Organda mengaku selain mengantri panjang, angkutan juga terkekang dengan surat edaran pemerintah soal pembatasan penggunaan BBM subsidi jenis Solar. Pembatasan itu membuat anggota Organda angkutan jalur Banda Aceh Medan seharusya membutuhkan 300 liter BBM untuk sekali jalan. Namun di dalam surat edaran pemerintah itu hanya boleh mengisi 200 liter. Sehingga awak angkutan merasa dirugikan baik biaya maupun waktu perjalanan.
Sementara itu, Ombudsman Aceh juga melakukan investigasi terhadap antrian panjang kendaraan di SPBU. Menurut Ombudsman antrian panjang di SPBU itu, disebabkan adanya kenaikan harga Pertamax dan Dexlite, sehingga pengguna kendaraan bermigrasi menggunakan BBM Subsidi Solar maupun yang beralih ke Pertalite. Terkait pengendalian dan pengawasan BBM subsidi Ombudsman menyarankan kepada pemerintah untuk menanyakan dasar penentuan jumlah kuota BBM subsidi ke BPH Migas. Karena dari data yang diperoleh Ombudsman ada penurunan 10 persen kuota Bio Solar untuk Aceh dibanding tahun 2022.
Antrian panjang kendaraan di SPBU untuk mendapatkan BBM subsidi hingga kini juga masih terjadi di beberapa SPBU di Banda Aceh dan beberapa kabupaten lain di Aceh.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/365981/organda-aceh-minta-ada-penambahan-kuato-bbm-subsidi