Menpora Berduka untuk Tragedi Kanjuruhan: Prihatin, Harusnya Tidak Boleh Terjadi
Kompas
Kompas.com - 02/10/2022, 09:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora Zainudin Amali ucapkan duka atas tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 129 orang hingga Minggu (2/10).
Ia menyebut telah berkoodinasi dengan sejumlah pihak terkait tragedi tewasnya sejumlah suporter sepak bola tersebut.
"Saya bagi yang meninggal tentu saya menyampaikan duka cita yang mendalam. Saya prihatin, harusnya tidak boleh terjadi," ujar Menpora saat dihubuni KompasTV, Minggu (2/10).
Baca Juga PSSI Dukung Kepolisian Usut Tuntas Insiden Kanjuruhan Seusai Laga Arema vs Persebaya di https://www.kompas.tv/article/334051/pssi-dukung-kepolisian-usut-tuntas-insiden-kanjuruhan-seusai-laga-arema-vs-persebaya
Menpora soroti sikap suporter Arema yang tidak terima dengan kekalahan atas Persebaya.
"Edukasi pada para penonton harus lebih. Pertandingan sepak bola ada yang menang ada yang kalah. Apapun kondisinya harus terima," ucapnya.
Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi sepak bola dengan korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah di Indonesia.
Tragedi ricuh dan desak-desakan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Liga 1 antara Arema dan Persebaya, Sabtu (1/10).
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta memaparkan kronologi tragedi Kanjuruhan, yang dimulai ketika sejumlah suporter Arema masuk area lapangan.
Untuk pengalaman, petugas polisi di lapangan gunakan gas air mata.
"Karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik. Di pintu keluar," ujar Nico, Minggu dini hari (2/10).
"Kemudian terjadi penumpukan. Di penumpukan itu lah terjadi sesak napas, kurang oksigen," ucapnya.
Video Editor: Bara Bima
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/article/334054/menpora-berduka-untuk-tragedi-kanjuruhan-prihatin-harusnya-tidak-boleh-terjadi
JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora Zainudin Amali ucapkan duka atas tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 129 orang hingga Minggu (2/10).
Ia menyebut telah berkoodinasi dengan sejumlah pihak terkait tragedi tewasnya sejumlah suporter sepak bola tersebut.
"Saya bagi yang meninggal tentu saya menyampaikan duka cita yang mendalam. Saya prihatin, harusnya tidak boleh terjadi," ujar Menpora saat dihubuni KompasTV, Minggu (2/10).
Baca Juga PSSI Dukung Kepolisian Usut Tuntas Insiden Kanjuruhan Seusai Laga Arema vs Persebaya di https://www.kompas.tv/article/334051/pssi-dukung-kepolisian-usut-tuntas-insiden-kanjuruhan-seusai-laga-arema-vs-persebaya
Menpora soroti sikap suporter Arema yang tidak terima dengan kekalahan atas Persebaya.
"Edukasi pada para penonton harus lebih. Pertandingan sepak bola ada yang menang ada yang kalah. Apapun kondisinya harus terima," ucapnya.
Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi sepak bola dengan korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah di Indonesia.
Tragedi ricuh dan desak-desakan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Liga 1 antara Arema dan Persebaya, Sabtu (1/10).
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta memaparkan kronologi tragedi Kanjuruhan, yang dimulai ketika sejumlah suporter Arema masuk area lapangan.
Untuk pengalaman, petugas polisi di lapangan gunakan gas air mata.
"Karena gas air mata, mereka pergi ke luar ke satu titik. Di pintu keluar," ujar Nico, Minggu dini hari (2/10).
"Kemudian terjadi penumpukan. Di penumpukan itu lah terjadi sesak napas, kurang oksigen," ucapnya.
Video Editor: Bara Bima
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/334054/menpora-berduka-untuk-tragedi-kanjuruhan-prihatin-harusnya-tidak-boleh-terjadi