Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ngerinya Penggunaan AI dalam Perang, Tingkatkan Peralatan dan Jumlah Korban

Perang Dunia I (1914-1918) ditandai dengan pertempuran parit (trench warfare). Perang Dunia II dibuka dengan perang kilat (Blitzkrieg) di tahun 1935 dan ditutup dengan penggunaan Bom Atom di Jepang tahun 1945. Perang abad ke-21 diwarnai penggunaan akal imitasi alias kecerdasan buatan.

Perluasan penggunaan artificial intelligence alias akal imitasi (AI) menjadi pokok bahasan dalam konferensi di Seoul, Korea Selatan, pada 9-10 September 2024.

Konferensi itu bernama Responsible Use of Artificial Intelligence in the Military Domai. Sesuai namanya, konferensi itu berambisi merancang cetak biru penggunaan AI secara bertanggung jawab pada ranah militer.

Ada setidaknya 2.000 orang Amerika Serikat, China, dan 90 negara lain mengirim utusan di konferensi itu.

Simak berita selengkapnya dalam video berikut!

Penulis Naskah: Rizkia Shindy
Narator: Rizkia Shindy
Video Editor: Dimas Septian Adiyathama
Produser: Monica Arum

Musik:
Drone Home - Jeremy Black
Familiar Things - The Whole Other
Eyes of Glory - Aakash Gandhi

#ArtificialIntelligence #AI #Israel #Ukraina #JernihkanHarapan

Kembali ke video...
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau